BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
METODE BASED LEARNING
Disusun oleh:
Ahmad Sayuthy Al Malik (104211472068)
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang
Maret, 2008
KATA PENGANTAR
Penyusunan
makalah ini dengan mengangkat tema metode pembelajaran Based Learning.Dalam
proses belajar dan pembelajaran ada beberapa macam metode,tetapi kali ini lebih
menitik beratkan pada metode Besed Learning. Metode ini digunakan dalam proses
pembelajaran untuk memberikan inovasi atau suatu cara yang berbeda dalam
penyampaian materi kepada siswa oleh pendidik atau guru yang selama ini
dilakukan secara konvensional dalam penyampaian materi dang guru memberikan
ceramah kepada siswa.Tetapi dalam metode Based Learning ini siswa diajarkan
untuk menyelesaikan pokok permasalahan
materi,yang diberikan oleh guru untuk dipecahkan dalam kelompok diskusi yang sebelumnya sudah di bentuk.
Secara umum makalah Besed Learning ini akan
membahas definisi dari Based Learnig itu sendiri,tujuan dari pengunaan metode
Based Learning dan cirri-ciri dari Based Learning,di dalamnya juga dibahas juga
menggenai kelemahan dan kelebihan dari metode Based Learning itu sendiri.
Pada kesempatan ini juga kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya makalah
ini, serta kami sadar bahwa dalam penyususan makalah ini hasilnya jauhlah dari
sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk masukan makalah ini agar lebih baik.
Sekiranya makalah ini dapat digunakan
sebagaimana mestinya
Malang, 21 Maret 2008
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Kegiatan pembelajaran di sekolah adalah kegiatan
pendidikan pada umumnya, yang menjadikan siswa menuju keadaan yang lebih baik.
Pendidikan dalam hal ini sekolah tidak dapat lepas dari peran guru sebagai
fasilitator dalam penyampaian materi. Profesionalisme seorang guru sangatlah
dibutuhkan guna terciptanya suasana proses belajar mengajar yang efisien dan
efektif dalam pengembangan siswa yang memiliki kemampuan beragam. Pembelajaran
pada dasarnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilakau kearah yang lebih baik.
Pemecahan masalah merupakan fokus dalam
pembelajaran yang artinya sebelum siswa belajar harus melalui sesuatu yang
berkaitan dengan kehidupan sehari hari yang masalahnya bersifat tertutup dan
terbuka.Oleh karena itu pada proses pembelajaran guru perlu meningkatkan
kemampuan menjadi guru professional dan kreatif dalam mengembangkan kemampuan
mengajar sehingga siswa dapat maksimal walaupun dalam kenyataannya guru-guru di
Indonesia sebagian besar masih mempertahankan metode-metode pembelajaran lama.
Kemampuan guru sebagai salah satu usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
dimana guru merupakan elemen di sekolah yang secara langsung dan aktif
bersinggungan dengan siswa, kemampuan yang dimaksudkan adalah kemampuan
mengajar dengan menerapkan model pembelajarn yan tepat, efisien dan efektif.
Menurut UNESCO: “learning to know, learning to
do, learning to be, and learning to live together “ siswa bukan hanya duduk
diam dan mendengarkan. Siswa harus diberdayakan agar siswa mau serta
mampu berbuat untuk memperkaya pengelaman belajar (learning to do ).
Interaksi siswa dengan lingkungannya menuntut mereka untuk memahami
pengetahuan yang berkaitan dengan dunia sekitarnya (learning to know).
Interaksi tersebut diharapkan siswa dapat membangun jati diri (learning
to be). Kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau
kelompok yang bervariasi akan membentuk kepribadian untuk memahami
kebersamaan, bersikap toleransi terhadap teman (learning to live together).
Untuk mencapai tujuan yang diatas dibutuhkan metode pengajaran yang
sesuai, salah satunya adalah metode pembelajaran Based Learning. Based
Learning adalah suatu metode pembelajaran kooperatif berdasarkan pada prinsip
penggunaan permasalahan sebagai titik awal untuk penggadaan pengetahuan
baru. Pendekatan pemecahan masalah ini menempatkan guru sebagai
fasilitator dimana kegiatan belajar mengajar akan dititik beratkan pada keaktifan
siswa, kegiatan belajar ini dapat mengasah kemampuan siswa dalam memahami
konsep, menggunakan penalaran, memecahkan masalah, mengemukakan gagasan
atau ide dan mampu bekerjasama. Proses pembelajaran yang mengikut
sertakan siswa secara aktif secara individu maupun kelompok, akan lebih
bermakna karena dalam proses pembelajaran siswa mempunyai lebih banyak
pengalaman. Dengan pembelajaran dengan metode pembelajaran Based Learning siswa akan
lebih kreatif.
B.
Tujuan
Dengan strategi pembelajaran baru ini, diharapkan adanya perubahan dari:
- Mengingat atau menghafal ke arah berpikir dan pemahaman
- Model ceramah ke pendekatan: discovery learning
- Belajar secara individu ke belajar bersama-sama
- Behavioristik ke konstruktivisme, yang ditandai dengan perubahan paradigma pembelajaran, dari paradigma pengetahuan dipindahkan dari otak guru ke otak siswa
- Terkonstruksinya pengetahuan siswa Karena itulah pendekatan dan strategi pembelajaran yang dapat disarankan adalah suatu pendekatan yang didasarkan pada suatu pendapat bahwa pemahaman suatu konsep atau pengetahuan haruslah dibangun sendiri oleh siswa.
C.
Permasalahan
Dari metode
pembelajaran Based Learning timbulah
berbagai permasalahan antara lain adalah:
➔ Apakah metode Based
Learning?
➔ Apa sajakah ciri dari Based
Learning?
➔ Apa tujuan dari Based
Learning?
➔ Apa sajakah kelemahan dan
kelebihan dari Based Learning?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
METODE BASED LEARNING
Dalam kehidupan
sehari-hari, seringkali kita mendengar percakapan seperti: “Kalau ada masalah,
mari kita diskusikan bersama” atau “ Segala sesuatu akan dapat kita selesaikan
dengan baik apabila kita diskusikan permasalahannya”. Dari percakapan tersebut,
kita mendapat gambaran bahwa diskusi merupakan pembicaraan antara dua orang
atau lebih untuk membicarakan suatu masalah dan menyelesaikannya.
Based learning adalah strategi
pengajaran di mana satu kelas dibagi
beberapa kelompok, kemudian diberi masalah dan siswa bersama-sama memecahkan
masalah tersebut. Satu kelas dibagi beberapa kelompok yang mesing-masing
kelompok terdiri dari 3-6 orang untuk
mendiskusikan suatu topik atau memecahkan suatu masalah, bisa dilakukan di
dalam kelas atau di luar kelas. Dalam
satu kelompok ini, mereka mempunyai tugas diantaranya:
- Membantu memecahkan masalah yang dihadapi
- Menampilkan saran-saran untuk mendiskusikan atau memecahkan masalah
- Mendengarkan baik-baik dan menghargai sumbangan pikiran anggota-anggota lainnya
- Mengembangkan pendapat atas dasar pendapat anggota lainnya
Memecahkan masalah merupakan metode belajar yang mengharuskan pelajar untuk
menemukan jawabannya. Metode ini dapat didasarkan pada penelitian, pengajaran
proyek, pengajaran unit yang terintegrasi, pendekatan interdisipliner,
pelajaran individual dan pengajaran yang aktif. Yang penting ialah, bahwa
setiap metode yang digunakan mempunyai tujuan untuk mendidik anak agar sanggup
memecahakn masalah. Langkah-langkah yang diikuti dalam pemecahan masalah, pada
umumnya seperti yang dikemukakan oleh John Dewey, yaitu:
- Pelajar dihadapkan pada masalah
- Pelajar merumusakan masalah itu
- Pelajar merumuskan hipotesis
- Pelajar menguji hipotesis tersebut
Pada umumnya, yang
hadir di ruang kelas adalah terjadinya pembelajaran tradisional yang di mana proses pembelajaran yang terjadi
bersifat memusatkan pada guru,dengan menjadikan siswa sebagai objek
pembelajaran dengan aktivitas utamanya untuk menghafal materi pelajaran,
mengerjakan tugas dari guru, menerima hukuman jika melakukan kesalahan, dan
kurang mendapatkan penghargaan terhadap hasil kerjanya. Situasi pembelajaran
seperti ini jika terus dipertahankan akan membawa dampak yang buruk bagi siswa,
dimana kondisi ini akan memunculkan sikap kegagalan dan mempertahankan diri. Siswa akan merasa apa
yang mereka kerjakan bukan merupakan apa yang mereka inginkan. Jika terjadi
sesuatu di luar keinginan siswa, maka dia akan berusaha untuk berbohong atau
menutupi apa yang mereka rasakan dan alami dalam kegiatan pembelajaran.
Mengapa menggunakan based learning? Karena
Based learning menawarkan sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran dengan
berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak siswa. Tiga strategi utama
yang dapat dikembangkan dalam based learning adalah:
1. Menciptakan lingkungan belajar yang
menantang kemampuan berpikir siswa. Dalam setiap kegiatan pembelajaran,
sering-seringlah guru memberikan soal-soal materi pelajaran yang memfasilitasi
kemampuan berpikir siswa dari mulai tahap pengetahuan sampai tahap evaluasi.
Soal-soal pelajaran dikemas semenarik mungkin, misalnya melalui teka-teki,
simulasi games, agar siswa dapat terbiasa untuk mengembangkan kemampuan
berpikirnya dalam konteks pemberdayaan potensi otak siswa.
2. Menciptakan lingkungan pembelajaran
yang menyenangkan. Hindarilah situasi pembelajaran yang membuat siswa merasa
tidak nyaman dan tidak senang terlibat di dalamnya. Lakukan kegiatan
pembelajaran dengan diskusi kelompok yang diselingi dengan permainan-permainan
menarik, dan upaya-upaya lainnya yang mengeliminasi rasa tidak nyaman pada diri
siswa. seseorang akan belajar dengan segenap kemampuan apabila dia menyukai apa
yang dia pelajari dan dia akan merasa senang terlibat di dalamnya.
3. Menciptakan situasi pembelajaran
yang aktif dan bermakna bagi siswa. Siswa sebagai pembelajar dirangsang melalui
kegiatan pembelajaran untuk dapat membangun pengetahuan mereka melalui proses
belajar aktif yang mereka lakukan sendiri. Bangun situasi pembelajaran yang
memungkinkan seluruh anggota badan siswa beraktivitas secara optimal, misal
mata siswa digunakan untuk membaca dan mengamati, tangan siswa bergerak untuk
menulis, kaki siswa bergerak untuk mengikuti permainan dalam pembelajaran,
mulut siswa aktif bertanya dan berdiskusi, dan aktivitas produktif anggota
badan lainnya.
Selain itu , alasan menggunakan metode based
learning ialah:
- Meningkat pendidikan untuk semua siswa
- Mengubah pola mengajar dari memberitahu ke melakukan
- Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan membuat keputusan sendiri
- Memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi tentang bagaimana mereka akan menemukan jawaban pertanyaan atau memecahkan masalah
- Memungkinkan siswa melek teknologi
- Melengkapi siswa dengan keterampilan dan rasa percaya diri untuk sukses pada kompetisi global
- Mengajarkan inti kurikulum dengan cara interdisiplin
Biasanya, based learning digunakan oleh seorang guru ataupun dosen ketika
mengajarkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah,
pertanyaan menarik mionat siswa, bila melatih siswa menjadi pebelajar yang
mandiri, serta pertanyaan mempunyai kemungkinan jawaban lebih dari satu.
Contoh metode based learning: Guru memberikan suatu studi kasus mengenai
kondisi suatu daerah tertentu yang kekurangan gizi sehingga menyebabkan
rendahnya produksi daerah tersebut. Maka para siswa diminta untuk menyelesaikan
dua masalah yang saling berkaitan itu dengan mempertimbangkan kondisi daerah
itu secara keseluruhan termasuk soal keuangan, kelembagaan dan sumber-sumber
lainnya yang tersedia bagi pembangunan.
B.
CIRI- CIRI METODE BASED LEARNING
- Mengorientasikan siswa kepada masalah autentik
- Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, keterampilan intelektual, dan belajar berbagai peran orang dewasa dengan terlibat dalam pengalaman nyata/simulasi
- Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
- Penyelidikan autentik
- Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya
- Menghindari pembelajaran terisolasi dan berpusat pada guru
- Menciptakan pembelajaran interdisiplin, berpusat pada siswa dalam jangka waktu lama
- Terintegrasi dengan dunia nyata dan pengalaman praktis
- Mengajarkan kepada siswa untuk mampu menerapkan apa yang mereka pelajari di sekolah dalam kehidupannya yang panjang
- Pembelajaran berpusat pada siswa.
- Pembelajaran terjadi pada kelompok kecil.
- Guru berperan sebagai tutor dan pembimbing.
- Masalah diformulasikan untuk memfokuskan dan merangsang pembelajaran
- Masalah adalah kenderaan untuk pengembangan keterampilan pemecahan masalah.
- Informasi baru diperoleh lewat belajar mandiri.
C.
TUJUAN METODE BASED LEARNING
- Mengembangkan pengetahuan, tentang apakah yang dilakukan dan bagaimana melakukan hal tersebut
- Mengembangkan sikap, tentang keinginan atau kemauan untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari
- Mengembangkan keterampilan, tentang abilitas untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh melalui proses latihan pada pekerjaan tertentu.
o
Melatih
siswa berpikir tingkat tinggi dan pemecahan masalah,
o
Melatih
siswa menjadi pebelajar yang mandiri (self regulated learning)
o
Memperluas
pandangan
o
Siswa
didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah
o
Siswa mamapu menyatakan pendapatnya secara lisan.
Hal itu melatih kehidupan yang demokratis.
o
Memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar
berparisipasi dalam pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah bersama
o
Mengembangkan keterampilan bertanya,
berkomunikasi, menafsirkan, dan menyimpulkan pada diri siswa.
o
Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan konsep
diri yang lebih positif
o
Membantu
mengembangkan kepemimpinan
o
Memberi kemungkinan untuk saling mengemukakan
pendapat
o
Mengembangkan rasa sosial, karena bisa saling
membantu dalam memecahkan soal
Sementara
itu, guru mempunyai peran sebagai berikut:
- Mengajukan masalah otentik/mengorientasikan siswa/mahasiswa kepada masalah
- Memfasilitasi/membimbing penyelidikan pada saat pengamatan atau eksperimen
- Memfasilitasi dialog antara siswa
- Mendukung belajar siswa
- Memberikan instruksi verbal kepada siswa untuk membantu siswa memecahkan masalah. Instruksi verbal maksudnya ialah membimbing atau menjuruskan pemikiran pelajar itu ke arah tertentu
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE BASED LEARNING
a.
Kelebihan
o
Metode ini memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengemukakan pendapat
o
Menguntungkan para siswa yang lemah dalam
pemecahan masalah. Karena pemecahan masalah dilakukan oleh kelompok biasanya
lebih tepat daripada memecahkan masalah secara perseorangan
o
Meningkatkan
kemungkinan siswa berpikir kritis
o
Dapat
mengembangkan rasa kepemimpinan
o
Siswa dapat
belajar memehami siswa lain karena pendapat setiap siswa selalu berbeda
o
Dapat saling membantu dalam memecahkan masalah
o
Meningkatkan
keakraban antar siswa
o
Membuat siswa lebih aktif
o Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
o
Menimbulkan ide-ide baru
b.
Kelemahan
o
Metode ini
tidak menjamin penyelesaian, sekalipun kelompok setuju atau membuat kesepakatan
. Sebab keputusan yang dicapai belum tentu dilaksanakan
o
Seringkali
didominasi oleh seorang atau beberapa orang anggota diskusi dan menyebabkan
orang yang tidak berminat hanya sebagai penonton
o
Kadangkala,
terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan,
bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang
panjang.
o
Seingkali
anggota kelompok mencoba mendominasi pembicaraan, sedangkan anggota lainnya
mungkin segan untuk ikut berpartisipasi.
o Model pembelajaran Based Learning biasa dilakukan secara berkelompok membuat siswa yang malas semakin malas
o
Siswa merasa guru tidak pernah menjelaskan karena model pembelajaran ini menuntut siswa yang lebih aktif
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas bahwa
pembelajaran Based learning adalah
strategi pengajaran di mana satu
kelas dibagi beberapa kelompok, kemudian diberi masalah dan siswa bersama-sama
memecahkan masalah tersebut.namun dalam setiap pembelajaran memiliki kelemahan
dan kekurangan.namun dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk aktif.Selain itu Based Learning adalah suatu
metode pembelajaran kooperatif berdasarkan pada prinsip penggunaan
permasalahan sebagai titik awal untuk penggadaan pengetahuan baru.
B. SARAN
Dari pembelajaran Based learning
dapat disarankan bahwa dari kelemahan dan kelebihanya siswa diharapkan mampu
untuk :
➢
Belajar
mengemukakan pendapat atau berbicara
➢
Mengasah
siswa untuk mencari ide ide
➢
Belajar
untuk memahami pendapat dan diharapkan lebih mengerti dengan penjelasan teman
atau kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rinneka Cipta
Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan
Mengajar. Jakarta: Bina Aksara
N.K, Roestiyah dan Yumiati Suharto.
1985.Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Bina Aksara
Pasaribu I.L dan B. Simandjutak.
1982. Proses Belajar-Mengajar. Bandung: Penerbit Tarsito
Staton,
Thomas F. 1978. Cara Mengajar dengan Hasil yang Baik:
Metode-metode Mengajar Modern dalam Pendidikan Orang Dewasa. Bandung: Penerbit cv. Diponegoro
Surakhmad, Winarno.1980. Pengantar Interaksi Mengajar- Belajar: Dasar
dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Penerbit Tarsito
Surjadi, A. 1989. Membuat Siswa Aktif Belajar: 65 Cara Belajar
Mengajar dalam Kelompok. Bandung: Mandar Maju
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
beri komentar ya setelah baca atau hanya melihat aja.... thanks